Riuh Bening


Jangan pernah berhenti menyentakku Tuhan.
Agar tak tinggi hati diri.
Agar tak lupa ingatan nurani.
Biar tersungkur sekalian.
Terasa sakit, merasakan pahit.
Agar tahu dunia tak akan selamanya.
Sadar sedalam mimpi, takkan selamanya yang tercinta mendampingi.

Kuatkan hatiku Illahi.
Agar sekali lagi mampu berdiri sendiri bertopang kaki ini.
Ketika waktunya yang tercinta hanya mampu melihat keruhku dari jauh.
Aku sudah gemuk dengan kebaikan dan kasih.
Sudah siap terbanting oleh dunia yang mingkin takkan lagi pernah peduli.

Jadikan aku pemimpin dan pembimbing terbaik bagi putra-putriku kelak Rabbi.
Jadikanku penuntun seumur hidup terbaik bagi saudara-saudaraku.
Hanya padaMu keberkahan hidup kupintakan.
Setulus hati menyadari hanya padaMu ku dapat berbagi.

(Reference:Myprivatbookofblackondecember)



Think and SOLVE our education !


Problem pendidikan dapat kau saksikan dengan melihat pemecahan masalah yang dijunjung pemerintah. Pemerintah berlomba-lomba membuat sekolah dengan standar nasional dan internasional yang berkiblat pada peningkatan kualitas katanya. Padahal sejatinya pembangunan pendidikan ini hanya berorientasi pada kebutuhan pasar saja. Pemerintah hanya melihat banyaknya orang tua mampu yang akan memasukan anaknya ke sekolah dengan embel-embel internasional ini tanpa sama sekali akan keberatan dengan biaya sekolah anaknya yang menggunung. Sehingga terciptalah hukum “sekolah yang baik dan enak itu hanya milik mereka yang kuat dan punya modal”. Di Indonesia kita ini, sudah banyak sekali sekolah dengan label internasional bermunculan, tetapi tak akan kau temukan seorang anak dari orang tua penjual gorengan mampu menginjakkan kakinya disana. Tentu pendidikan ini hanya berdasar pada keinginan praktis dan tidak matang. Sekolah seperti ini tidak dapat menjadi simbol kesetaraan dan pemerataan bagi setiap anak menurut kemampuan ekonomi keluarga.
Pemerintah memang seringkali terjebak dalam slogan bahwa anak miskin yang pandai akan dibiayai. Titik permasalahannya adalah bagaimana anak yang miskin itu akan dapat pandai? Bagaimana caranya mereka pandai? Kapankah mereka akan pandai? Kalau mengenyam pendidikan saja mereka sulit bukan main lantaran ketiadaan biaya untuk mengakses pendidikan tersebut. Jadi bagaimana kaum miskin bisa menikmati hak sama dengan kaum kaya dalam pendidikan?  Belum ada jawaban yang baik. Pemerintah tidak seharusnya membiarkan pendidikan dijual dan dikelola bebas oleh pasar karena ini akan berdampak pada sekolah-sekolah yang hanya akan saling berlomba meningkatkan keindahan dari luar, tanpa praktek isi yang menjunjung kualitas tinggi.
Ironisnya, meskipun telah banyak sekolah dengan standar internasional yang diupayakan berjalan, siswa terkesan sulit menentukan jenjang sekolah tinggi yang mereka butuhkan. Tidak hanya itu, siswa yang terbiasa dengan sistem sekolah internasional seringkali justru merasa tidak cocok dengan sistem pendidikan tinggi dalam negeri. Akibatnya banyak anak negeri ini lebih tertarik untuk membanggakan pendidikan tinggi di luar negeri. Sebut saja, anak negeri menjadi bangga bila belajar di negara lain. Selalu membandingkan negeri sendiri dengan negeri lain. Permasalahan peliknya, ada sejumlah anak negeri yang justru jadi merasakan negerinya terbelakang dan mencemooh bangsa sendiri.
Kesalahan dalam mengelola pendidikan di negeri ini karena para penyelenggara pendidikan, baik di teras pemerintah pusat hingga bawah, tidak menggunakan UUD 1945 sebagai landasan berpikir guna melahirkan kebijakan-kebijakan pendidikan yang strategis bagi bangsa ke depan. Walaupun menggunakan hal tersebut, pemahamannya terkesan sepotong-sepotong terhadap isi konstitusi dasar, menjadi tidak mendalam, sangat dangkal. Intinya, pergerakan ini perlu untuk menciptakan pendidikan yang mendidik, mencerahkan, dan mampu membangun bangsa ini lebih dalam segala hal. Menciptakan kebijakan politik yang tidak lain hanya berorientasi pada perbaikan bangsa.

Bergerak Yuuuk !

Orang berilmu dan beradap tidak akan diam di kampung halaman
Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang
Merantaulah, kau akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang.

Aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan
Jika mengalir menjadi jernih, jika tidak, kan keruh menggenang

Singga jika tak tinggalkan sarang tak akan dapat mangsa
Anak panah jika tidak tinggalkan busur tak akan kena sasaran

Jika matahari orbitnya tidak bergerak dan terus diam
Tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang

Bijih emas bagaikan tanah biasa sebelum digali dari tambang
Kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa jika di dalam hutan
-Imam Syafii*-

(reference:n5m)

Percaya. Manusia diciptakan serba bisa. Tidak terbatas hanya bisa menulis, manusia juga diberi dahulu kelebihan bisa membaca. Tidak hanya bisa menyanyi, manusia juga dibekali dahulu untuk bisa berucap. Ku tekankan untuk menanamkan semangat ini pada diri. Jikalau malas tak mau beringsut dari otak yang hanya berupa bongkahan beberapa sentimeter di kepala. Jangan panik jika tak mampu mengerjakan satu hal, karena satu atau lebih lain hal pasti bisa dikerjakan. Penting ikhlas hati dan harus niat bekerja baik.
Beda lagi dengan saran dari salah satu karibku, “hidup ya bergerak, ga kan ada gunanya kalau hanya diam”. Kalau dipikirkan secara mendalam kalimat ini sangat betul adanya. Buktinya, lihat ke syair dari Imam Syafii di atas juga cukup. Tetapi memang bagaimana tidak? Pengemis dijalanan saja butuh menggerak-gerakkan raut muka yang mengeluh dengan tangan menengadah untuk mendapatkan makna hidup, ya uang recehan.

Usia dewasa awal dihiasi dengan gejolak kengerian akan susahnya jadi orang sukses. Menyusun skripsi ga beres-beres karena kesulitan ide (baca: data) akibat biaya penelitian yang menggerogoti biaya bulanan dari emak, pun dihantui terus rasa malas yang bercecer dimana-mana. Mau coba-coba sibuk organisasi, roman muka udah terlalu tua. Mau cari kerja sebagai kegiatan sampingan, ijazah belum ada. Belum lagi bertanya-tanya, kalau udah lulus, mau kemana emangnya? Mau daftar kerja, mana enak kalau jadi pegawai kontrak atau honorer biasa, jadi pegawai pemerintah atau BUMN mana mungkin kalau ga punya tabungan awal buat pelicin, mau kuliah lagi ga punya dana sendiri dan si emak udah habis tabungan tanahnya dijual bakal kuliah awal dulu. Ihh..ampun dah.

Kalau Bong.C bilang, “Untuk sukses anda harus mengubah gaya hidup anda dari sekarang, mulai dari cara bergaul anda dengan memilih teman yang ada di samping kanan dan kiri yang terbaik, mengubah buku terindah yang anda akan baca juga mengubah segala bentuk siaran audio-visual yang suka anda nikmati, pastinya jangan lupa selalu berdoa lah”. Intinya, Bong.C menyiratkan kalau sukses itu simple, jalani hidup positif dengan setiap hela nafas yang mengubah kita positif juga.

Takut gagal dalam hidup sebenarnya hanyalah kekhawatiran tanpa dasar. Dikarenakan seolah-olah kita belum punya kail untuk dapat ikan. Padahal kalau kita sudah bekerja keras tidak mungkin tidak ada manfaat kecil yang kita dapat, mungkin tidak ada rasanya, tapi sebetulnya sekecil-kecil apapun usaha itu pasti ada hasilnya. Ibaratkan dengan orang yang berjalan, beberapa langkah itu pasti sudah membuat orang berpindah walau pelan. Ingatkan saja, memilih langkah dalam berjalan tersebutlah yang harus mendetail, jangan masuk ke lubang atau sampai salah tujuan. Tetap berniat baiklah dalam melangkah dan berjuang keraslah agar kaki dapat terus terangkat menapaki jalan menelusuri sedikit demi sedikit jalan yang mungkin berkerikil.

Jangan merasa tidak bisa. Jangan berhenti bergerak. Jangan takut dengan kecilnya kesempatan. Jangan khawatirkan gagal. Jangan malas bekerja keras.

Inallaha ma’ana.
“Kuliah itu hak, semestinya ‘berhasil‘ itu jadi wajib setelah mendapat hak,” my Mom Said.



Psikologi AR

Istilah Psikologi Arsitektur pertama kali diperkenalkan ketika diadakan Konferensi pertama di Utah pada tahun 1961 dan 1966. Jurnal professional pertama yang diterbitkan pada akhir 1960-an banyak menggunakan istilah psikologi lingkungan dan perilaku, hingga akhirnya diketahui psikologi lingkungan memiliki beragam batasan. Psikologi lingkungan lebih kepada studi analisis mengenai transaksi dan hubungan antara pengalaman dan tindakan-tindakan yang berhubungan dengan lingkungan sisiofisik. Pun lebih kepada studi keseluruhan lingkungan binaan/fisikal lainnya(termasuk jalan, taman, tempat parkir, dan sebagainya) dengan orientasi kepada pencarian pola perilaku komunal dan kultural. 


Sementara di Amerika, penelitian tentang Psikologi Arsitektur dimulai kira-kira tahun 1950 dalam sebuah kampanye yang khusus diselenggarakan untuk mengembangkan desain terbaik dan sesuai untuk rumah sakit jiwa. Arsitek yang menangani pembangunan rumah sakit ini tentu lebih memahami masalah struktur bangunan dari pada kebutuhan pasien rumah sakit tersebut. Oleh karena itu, para arsitek kemudian melakukan kerja sama dalam mengolah informasi tentang kognisi serta prilaku manusia dan prilaku sosialnya, khususnya pasien rumah sakit jiwa. Kerja sama antara para arsitek dan para psikolog ini melahirkan sebuah disiplin baru yang disebut Psikologi Arsitektur.


Secara formal Psikologi Arsitektur belum dikenal secara luas di Indonesia dan  belum menjadi sub-disiplin ilmu yang dikembangkan. Psikologi Lingkungan sendiri bahkan belum diterima, kebanyakan pendalaman ilmu hanya berkaitan seperti psikologi industri pada lingkungan kerja atau ergonomi. Sedangkan di Amerika telah ditawarkan program akademik Psikologi di beberapa Universitas. Untuk memahami lebih lanjut bagaimana disiplin ilmu ini agar dapat diterima, perlu dipelajari bagaimana ihwal Psikologi dan Arsitektur ini sendiri pada akhirnya dapat berkembang dan saling terkait satu sama lain menjadi lintas disiplin yang menarik dan berguna. Proses yang dapat dipelajari bisa berupa bagaimana dasar pemikiran para peneliti dan kolaborasi ilmu seperti apa yang mampu mengaitkan kedua bidang ilmu ini.
to be continue...

Artikan Ulang Kecerdasan dalam Pendidikan

       Romo Mangun Wijaya menuliskan, pendidikan adalah proses awal usaha untuk menumbuhkan kesadaran sosial pada setiap manusia sebagai pelaku sejarah. Sedangkan Ari H Gunawan berkata bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai proses sosialisasi, yaitu sosialisasi nilai, pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Pendidikan senyatanya harus mampu menjawab persoalan-persoalan yang berada di tengah masyarakat. Melakukan analisis kritis dalam pendidikan merupakan sebuah kewajiban yang harus dilakoni dengan sedemikian rupa. Pendidikan bukan hanya untuk mencetak masyarakat yang cerdas secara intelektual, namun juga mampu merasakan segala keluh kesah yang berada di sekitarnya. 

        Pendidikan tidak boleh melupakan cakupan kecerdasan intelektual dan kecerdasan sosial. Kecerdasan intelektual adalah kecerdasan yang mampu melahirkan out-put pendidikan yang betul-betul memiliki kapasitas keilmuan sangat tinggi, bisa dipertanggungjawabkan secara akademis dan ilmiah, tidak hanya setelah menyelesaikan pendidikan, menjadi orang orang yang hanya pintar bicara, tetapi tidak berisi. Kecerdasan intelektual adalah menumbuhkan kekuatan nalar berpikir yang sarat dengan kandungan-kandungan keilmiahan sehingga ketika melakukan proses berpikir dan pemikiran, hasil pemikirannya sangat dipercaya oleh publik sebagai konsumen pendidikan.

        Untuk kecerdasan sosial dari seseorang masyarakat terdidik adalah kemampuan mereka terjun ke dalam realita sosial. Mereka bisa mengenal setiap persoalan yang ada di tengah publik sekaligus dapat memberikan tawaran konkret terhadap persoalan masyrakat yang sedang berkecamuk.

Pendidikan menjadikanku mengerti apa yang kurang dan tidak ada padaku!

Aku temukan kunci subuhku!

Sulit untuk memulai shalat subuh, terlebih bila seharian tadi seseorang lebih banyak berbuat dosa dari pada amal baik. Kalau boleh berkisah terang, saya mungkin salah satunya, orang yang berat membuka mata untuk shalat fajar lebih awal. Hmmm, tapi untungnya menemukan sedikit pencerah dari yang terlihat, terdengar dan terasakan. Ini beberapa yang mampu dituliskan…

Shalat subuh melapangkan rezeki.
Ini bukan berarti shalat subuh menjadikan kantong seseorang penuh uang. Tapi lebih seperti bila bangun lebih awal rezeki tak akan dipatok ayam. Sebab harimu dimulai dari fajar, tak akan lebih atau berkurang satu jam.

Shalat subuh jaga dirimu.
Riwayat Imam Muslim yang berkata, Barangsiapa yang bershalat subuh, akan berada dalam jaminan Allah.

Shalat subuh sama dengan shalat semalam suntuk.
Kembali kepada Riwayat Muslim. Barang siapa yang melaksanakan shalat Isyak secara berjamaa, maka ia seperti shalat malam separuh malam. Dan barangsiapa melaksanakan shalat subuh berjamaah, maka ia seperti shalat malam satu malam penuh.

Shalat subuh tolak ukur keimanan.
Orang munafik seringkali tidak sanggup menghadiri shalat isyak dan subuh.

Shalat subuh penyelamat dari neraka dan penyebab seseorang masuk syurga.
Bangunlah dan bacalah keterangan-keterangan tentang syurga.

Shalat subuh akan mendatangkan nikmat berupa bisa melihat wajah Allah.
Ini semua adalah pemberian sekaligus pahala terbaik yang diangankan oleh setiap hati dan jiwa yang merindukannya.

Shalat subuh adalah syahadah (bukti) bagi yang konsisten memeliharanya.
Ini karena subuh disaksikan oleh para malaikat yang turut juga menyaksikan shalat subuh dan ashar.

Shalat subuh kunci kemenangan.
Kemenangan nanti memang ada di pihak kaum muslimin, namun hal itu akan terjadi ketika muslimin penuh sesak dalam shalat subuh.

Shalat subuh lebih baik daripada dunia dan seisinya.
Dua rakaat itu lebih aku sukai dari dunia seluruhnya. Sabda Nabi Muhammad. (Muslim)

Penyelenggaraan Sekolah Menengah Kejuruan Bertaraf Internasional

Latar Belakang
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan perubahan kehidupan local, nasional, dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan. Dari sisi ini, sebetulnya tujuan untuk mempersiapkan angkatan kerja tingkat menengah yang memiliki kompetensi bukan sesuatu yang sulit dicapai. Dalam konteks pemikiran seperti ini –khusus peningkatan mutu pendidikan serta relevansi, efisiensi manajemen dan lembaga pendidikan, dan pencitraan public- dikembangkan program SMK bertaraf internasional.
Secara spesifik pendidikan SMK diselenggarakan untuk : (1) melakukan transformasi status siswa, dari manusia “beban” menjadi manusia “aset”; (2) mempersiapkan sumber daya manusia yang memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif (comparative and competitive advantage) bagi pembangunan sector industri dan sector-sektor ekonomi lainnya di Indonesia; (3) memberi bekal bagi siswa/tamatan untuk berkembang secara berkelanjutan. Khusus untuk pendidikan SMK bertaraf internasional, tamatan juga disiapkan untuk bisa bersaing dan mendapatkan pekerjaan di luar negeri dan mampu bersaing dengan tenaga kerja asing yang datang untuk mengisi lowongan kerja di Indonesia.
Pada dasarnya naskah pengembangan SMK bertaraf Internasional disusun mengikuti sistem pada umumnya, yaitu input, proses, output, outcome, dan berdasarkan kajian literature yang didapatkan dari observasi data sekunder, persepsi dan preferensi penyelenggara pendidikan menengah kejuruan yang didapatkan melalui survey data primer, uji keterbacaan naskah, dan lokakarya yang melibatkan praktisi dan akademisi pendidikan menengah kejuruan.

Pengertian SBI
Sekolah Bertaraf Internasional adalah sekolah nasional yang menyiapkan peserta didiknya berdasarkan standar nasional pendidikan (SNP) Indonesia dan tarafnya internasional sehingga lulusannya memiliki daya saing internasional.
Rumus: SBI = SNP + X
SNP adalah standar nasional pendidikan yang terdiri dari 8 komponen yaitu: kompetensi lulusan, isi, proses, pendidikan dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, dana, pengelolaan, dan penilaian. SNP merupakan satandar minimal dan oleh karena tidak boleh dikurangi, namun boleh ditambah. Dengan pengertian ini, SBI harus: (1) merencanakan pengembangan sekolah berdasarkan 8 komponen SNP seperti tertulis dalam PP 19/2005 tentang SNP beserta sejumlah Permendiknasnya, (2) melaksanakan SNP secara patuh sekaligus dinamis, adaptif, dan proaktif terhadap perkembangan mutakhir pendidikan nasional dan internasional, (3) melakukan evaluasi dan refleksi terhadap program-program yang telah dilaksanakan, dan (4) melakukan revisi terhadap program-program yang telah dilaksanakan sesuai dengan hasil kajian dan tuntutan pengembangan pendidikan nasional bagi SBI. Terkait dengan keempat hal tersebut, maka X meruapakan penguatan, pengayaan, perluasan, pendalaman, penambahan, dan pengembangan terhadap SNP melalui adaptasi atau adopsi standar/perkembangan internasional, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri.
Lulusan SBI diharapkan, selain menguasai SNP Indonesia, juga menguasai kemampuan-kemampuan kunci global agar setara dengan rekannya dari negara-negara maju.

Tujuan
SBI dituntut untuk mengembangkan daya progresif peserta didik yang diupayakan melalui pengenalan, penghayatan dan penerapan nilai-nilai yang diperlukan dalam era kesejagatan yaitu religi, ilmu pengetahuan dan teknologi, ekonomi, seni, solidaritas, kuasa, dan etika global. Untuk memperlancar komunikasi global, SBI menggunakan bahasa komunikasi global yaitu bahasa Inggris utamanya dan menggunakan teknologi komunikasi informasi (information communication technology/ICT) yang canggih dan mutakhir. 

Visi SBI adalah terwujudnya insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif secara internasional. Berdasarkan visi tersebut, maka misi SBI adalah mewujudkan manusia Indonesia yang cerdas dan kompetitif secara Internasional, yang mampu bersaing dan berkolaborasi secara global.

Penyelenggaraan SBI bertujuan untuk “menghasilkan lulusan yang berkelas internasional”. Lulusan yang berkelas nasional secara jelas telah dirumuskan dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan dijabarkan dalam PP No 19 Tahun 2005 tentang SNP, dan lebih dirincikan lagi dalam Permendiknas No 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan yang bunyinya sebagai berikut, Pendidikan menengah kejuruan bertujuan untuk: meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

Doc.DirPembinaanSMK

Arsitek ke Klien ke Proyek ke Desain dan kembali ke Idealismenya.


Berawal dari ide tulisan bapak, paman, abang Raul R. Saya baca, pahami, lalu cermati kembali.

Arsitek melihat bahwa karyanya adalah sebuah gambar atau bangunan. Jarang dari mereka yang melintasi pikiran untuk menciptakan "sebuah bantuan untuk memenuhi kebutuhan manusia". Arsitek selalu diidentikan dengan kemampuan dan daya imajinasi tak terbatas akan karya bangunan mewah, rumah besar, hunian kecil/sederhana, lingkungan ciptaan, dsb. Tapi menurut saya, arsitek itu pilihan, apabila kita siap untuk selalu menjadi bawahan. Lalu, siapa petingginya? Klien!
Bagaimana arsitek dengan karyanya dapat memenuhi kebutuhan manusia? Klien itulah manusianya. Jadi, bertukar pikiran dengan klien adalah jalan terbaik untuk menciptakan pemenuhan kebutuhan ‘yang baik’.

Klien, manusia yang butuh arsitek untuk proyeknya. Klien kadang ‘brengsek’, namun ada juga yang mulia.

Proyek, diaibaratkan lumbung kreatifitas. Tempat untuk berdebat! Tempat untuk bicara!
Jangan berfikir untuk jadi kaya.
Attention please.
Dalam satu tahun. Penata rambut menghasilkan proyek 500-1000 dari klien. Penjahit 50-100 dari klien. Desain grafis 30-50 dari klien. Desain interior menghasilkan 5-10 proyek dari klien. Namun arsitek, 1-5 proyek dari klien dalam jangka satu tahun.(99 utk Arstk, 21)
Proyek juga menjadi trial dan error dikarenakan banyaknya penikmat yang akan merasakan hasilnya. Maka jangan sampai tak ada satupun yang bisa menikmatinya.

Idealisme akankah tetap berjalan lurus mengikuti jaman atau berada pada barisan yang kita pikirkan. Idealisme akan mengarah pada lingkungan yang menyebutkan modern, klasik, taradisional, minimalis, art deco, posmo, deconstruction, bla…bla…bla…

Faktanya, saya bukan orang yang tahu dunia ‘ini’(baca:kearsitekan). Hanya mempersiapkan teori bagi diri yang tersangkut pada pilihan teknologi dan pendidikan.
-Keep Work-

Konsep Rumah Tahan Gempa



"Walaupun gempa tidak dapat kita prediksi, namun kita dapat meminimalisir dampak yang ditimbulkannya dengan cara membangun rumah tahan gempa. Ketika gempa dan tsunami melanda Aceh tahun 2004 lalu, sebagian besar rumah tradisional (berbahan kayu) masih tetap berdiri kokoh. "

Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara yang rawan gempa, karena di dasar samudera negara kita ini terdapat tiga lempeng, yakni Eurasia, Indo-Australia, dan Pasifik, yang bila bertumbukan akan menghasilkan gempa tektonik. Secara alamiah, fenomena alam tersebut tidak bisa dihindari. Sebab lempeng-lempeng yang ada di negara kita itu merupakan bagian dari kerak bumi yang bergerak aktif. Pergerakan itu dipicu antara lain oleh air laut dan samudera. Sekitar 71 persen wilayah bumi kita ini terdiri atas laut dan samudera, atau dengan kata lain berupa air. Lempeng-lempeng bumi ini sebenarnya adalah bagian dari kerak bumi yang terdiri atas berbagai jenis bebatuan. Efek dari pergeseran itu adalah berupa getaran yang disebut gempa.

Gempa terjadi karena ada perpindahan massa dalam lapisan batuan bumi. Kekuatan suatu gempa bergantung pada jumlah energi yang terlepas, saat terjadi pergeseran dan tumbukan.
Pergeseran tersebut memang memungkinkan terjadinya tumbukan. Ada kalanya pergeseran itu menyebabkan perubahan bentuk yang tiba-tiba, sehingga terjadi ledakan dan patahan yang menimbulkan gempa hebat yang disebut sebagai gempa tektonik. Keadaan itu tidak bisa kita hindari karena memang bagian dari evolusi bumi.
Nah, walaupun gempa tidak dapat kita prediksi, namun kita dapat meminimalisir dampak yang ditimbulkannya dengan cara membangun rumah tahan gempa. Ketika gempa dan tsunami melanda Aceh tahun 2004 lalu, sebagian besar rumah tradisional (berbahan kayu) masih tetap berdiri kokoh. Bahkan di negara jepang yang sering terjadi ratusan gempa, bahan dasar rumah mereka (Jepang, red) terbuat dari kayu dan kertas ditambah lagi dengan pintu yang digeser kesamping, serta meja ala jepangnya yang hampir menyentuh lantai.
Kini dengan teknologi barunya, Jepang menciptakan rumah Barier adalah rumah bola nomaden yang memiliki banyak keistimewaan. Diantaranya, tahan gempa dan bisa mengapung di air.
Rumah bola ini dibuat berdasarkan Hukum Bernauli yang berbunyi: jika ada angin berhembus di bawah suatu benda, maka benda tersebut mengalami tekanan gaya ke bawah. Dinding rumah ini terdiri dari 32 sisi. Rahasia dari rumah ini adalah pada sistem pondasinya. Dengan menggunakan struktur pondasi bebas (beda dengan rumah biasa) dan pemberian gaya yang merata di 32 sisi dinding rumah bola ini menyebabkan rumah bola ini memiliki kekuatan yang merata pada setiap bagiannya.

Bahan rumah ini terdiri dari tiga lapisan, lapisan tengahnya mampu mengalirkan udara masuk dan keluar. Bagian sisi paling luar dibuat dari bahan urethane anti air, lapisan tengah adalah agregat (kerikil) dan lapisan dalamnya terbuat dari bahan kayu. Makanya, sela-sela kerikil inilah yang dimanfaatkan untuk mengalirkan udara Jika terjadi banjir, rumah ini akan secara otomatis bisa mengapung di atas air. Hanya saja tidak bisa dikendalikan oleh penghuni rumah bola tersebut. Mereka akan terbawa terus oleh arus. Walaupun demikian, rumah Barier ini juga bisa dimodifikasi sesuai dengan keinginan pemilik rumah. Menurut perusahaan World Window yang berlokasi di Timinaga, Yamagata city, terdapat beberapa ukuran tipe rumah Barier, yaitu ada ukuran 3S, 3SL, 2S, S, M dan L.
Sementara di Indonesia, Rumah tahan gempa (Smart Modula) ini tergolong konsep revolusioner untuk konstruksi bangunan serba guna. Desain rumah ini memiliki fleksibilitas tinggi, mudah dalam membangunnya, dan cukup kokoh. Konsep knock down atau bongkar pasang yang cukup sederhana tapi praktis ini telah digulirkan sejak lima tahun lalu oleh BB Triatmoko SJ.
Struktur utama rumah tahan gempa ini tidak ditanam atau ditopang dengan fondasi yang memanjang di bawah dinding rumah, tetapi hanya menggunakan umpak di setiap sudut rumah. Konsepnya mengadopsi model rumah tradisional adat Jawa yang dibuat dari kayu.
Dengan penopang semacam ini, saat terjadi gempa, relatif bisa fleksibel. Jika menggunakan model fondasi seperti rumah-rumah konvensional, hampir dipastikan akan mengalami keretakan atau patah saat dilanda gempa hebat, jelas Direktur Akademi Teknik Mesin, Surakarta, itu.

Rumah tahan gempa, berdasarkan analisa data dari http://www.ristek.go.id adalah sebagai berikut:

Konsep Dasar
Konsep bangunan tahan gempa pada dasarnya adalah upaya untuk membuat seluruh elemen rumah menjadi satu kesatuan yang utuh, yang tidak lepas/runtuh akibat gempa. Penerapan konsep tahan gempa antara lain dengan cara membuat sambungan yag cukup kuat diantara berbagai elemen tersebut serta pemilihan material dan pelaksanaan yang tepat.
Konsep rumah contoh yang dikembangkan Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi (KMNRT) tidak hanya mengacu kepada konsep desain tahan gempa saja, akan tetapi mencakup konsep pemanfaatan material setempat, budaya masyarakat dalam membangun rumah, serta aspek kemudahan pelaksanaan.

Pondasi
Pondasi menggunakan sistem pondasi batu kali menerus, dimana hubungan antara sloof dengan pondasi dipergunakan angker setiap 0.5 meter. Hal ini dimaksudkan supaya ada keterikatan antara pondasi dengan sloof, sehingga pada saat terjadinya gempa ikatan antara ponadsi dengan sloof tidak lepas.

Dinding
Dinding yang dipakai merupakan perpaduan antara kebiasaan masyarakat setempat yang menggunakan material kayu dan dinding yang terbuat dari batu-bata. Untuk menyatukan dinding dengan kolom maupun sloof, dipergunakan angker yang dipasang pada jarak 0.3 meter. Untuk mengatasi adanya gaya horisontal akibat gempa, maka pada dinding di pasang pengikat silang sebagai pengaku. Setiap bukaan yang cukup lebar seperti : pintu, jendela harus dipasang balok lintel. Dalam desain bangunan ini balok lintel disatukan dengan kayu kusen atas.

Kolom
Kolom menggunakan material kayu dengan ukuran yang ada di pasaran yaitu ukuran 2 x 5/10.
Pemakaian ukuran yang ada dipasaran, dimaksudkan untuk memudahkan masyarakat dalam mencontoh. Untuk menahan gaya geser akibat gempa, maka pada ujung bawah kolom dipasang plat berbentu U yang ditanam dalam adukan beton sloof.
Untuk menjamin adanya satu kesatuan antara kolom dengan rangka kuda-kuda, maka salah satu batang diagonal kuda-kuda dipanjangkan sampai ke kolom. Sementara itu untuk menghindari terlepasnya kusen pintu/jendela, maka batang horisontal kusen pintu/jendela.

Atap
Kuda-kuda menggunakan material kayu dengan atap menggunakan seng. Metoda sambungan yang dipergunakan sangat sederhana, hal ini untuk memudahkan masyarakat dalam mencontoh. Untuk memperkuat hubungan antara batang dan menjaga stabilitasnya, maka hubungan antara batang membentuk segitiga. Hubungan antara kuda-kuda yang satu dengan kuda-kuda lainnya menggunakan batang pengaku dan batang pengaku di badan bangunan yang biasa disebut dengan batang lintel. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan adalah sambungan antar batang horisontal jangan terletak pada titik buhul, hal ini untuk menghindari terjadinya lendutan, harus dihamai antara sambungan tarik dan sambungan tekan.

Plafon pada overstek menggunakan kisi-kisi ukuran 2/3, hal ini dikamsudkan untuk memberikan sirkulasi udara yang lebih baik, mengingat atap yang dipergunakan adalah seng yang cukup panas.


Sumber:
Dadan Rusmawan file. United Nations Human Settlements Programme.