Istilah Psikologi Arsitektur pertama kali diperkenalkan ketika diadakan Konferensi pertama di Utah pada tahun 1961 dan 1966. Jurnal professional pertama yang diterbitkan pada akhir 1960-an banyak menggunakan istilah psikologi lingkungan dan perilaku, hingga akhirnya diketahui psikologi lingkungan memiliki beragam batasan. Psikologi lingkungan lebih kepada studi analisis mengenai transaksi dan hubungan antara pengalaman dan tindakan-tindakan yang berhubungan dengan lingkungan sisiofisik. Pun lebih kepada studi keseluruhan lingkungan binaan/fisikal lainnya(termasuk jalan, taman, tempat parkir, dan sebagainya) dengan orientasi kepada pencarian pola perilaku komunal dan kultural.
Sementara di Amerika, penelitian tentang Psikologi Arsitektur dimulai kira-kira tahun 1950 dalam sebuah kampanye yang khusus diselenggarakan untuk mengembangkan desain terbaik dan sesuai untuk rumah sakit jiwa. Arsitek yang menangani pembangunan rumah sakit ini tentu lebih memahami masalah struktur bangunan dari pada kebutuhan pasien rumah sakit tersebut. Oleh karena itu, para arsitek kemudian melakukan kerja sama dalam mengolah informasi tentang kognisi serta prilaku manusia dan prilaku sosialnya, khususnya pasien rumah sakit jiwa. Kerja sama antara para arsitek dan para psikolog ini melahirkan sebuah disiplin baru yang disebut Psikologi Arsitektur.
Secara formal Psikologi Arsitektur belum dikenal secara luas di Indonesia dan belum menjadi sub-disiplin ilmu yang dikembangkan. Psikologi Lingkungan sendiri bahkan belum diterima, kebanyakan pendalaman ilmu hanya berkaitan seperti psikologi industri pada lingkungan kerja atau ergonomi. Sedangkan di Amerika telah ditawarkan program akademik Psikologi di beberapa Universitas. Untuk memahami lebih lanjut bagaimana disiplin ilmu ini agar dapat diterima, perlu dipelajari bagaimana ihwal Psikologi dan Arsitektur ini sendiri pada akhirnya dapat berkembang dan saling terkait satu sama lain menjadi lintas disiplin yang menarik dan berguna. Proses yang dapat dipelajari bisa berupa bagaimana dasar pemikiran para peneliti dan kolaborasi ilmu seperti apa yang mampu mengaitkan kedua bidang ilmu ini.
to be continue...