Bersyukur menjadi harus!

Menilai hidup itu sebetulnya relatif, tergantung setiap sudut pandang manusia yang menjalaninya yang dihadapkan terhadap aturan Tuhan.
Seandainya ada orang yang melihat hidupnya sebagai derita tiada akhir, pastilah jalan hidupnya akan sangat terasa berat.
Hidup pasti akan dijalani dengan sia-sia. Ujung-ujungnya malah terus saja berbuat dosa.
Lha wong hidup sudah dikasih nikmat masih kurang disyukuri.
Ada lagi manusia yang melihat setiap kesulitan itu sebagai ujian langsung dari Tuhan untuk menjadikan orang yang sabar.
Tentu manusia seperti ini yang tingkat level hidupnya akan terus bertambah.
Jadi manusia yang pandai bersyukur.

Sebetulnya, cukup lihat saja betapa beragamnya manusia yang kita dapat temui di dunia.
Cukup jalan di mall, maka orang-orang yang akan kau temui adalah masyarakat metropolis dengan tampilan yang aduhai modernnya.
Sementara kalau berjalan di kampung atau pinggiran kota, maka tipikal muda mudi yang setiap pagi berangkat kekebun atau gadis-gadis desa dengan rok panjang terjuntai dengan ikat rambut
sederhana yang akan sering kita temui.
Bukan tidak mungkin suatu kota itu justru isinya orang-orang dari pinggiran kota juga.
Banyak orang sudah memilih jadi penghuni kota untuk menguji peruntungan rejeki di kota besar.
Selain itu, banyak orang pintar dan berdedikasi di kota kala ini malah putra-putri yang dibesarkan dari daerah juga.
Itu baru gambaran umumnya.

Nah, coba berjalan dikeramaian, banyak sekali jenis manusianya bukan?
Ada yang besar, kecil, tinggi, pendek, gendut, kurus, hitam, putih, dsb.
Itu masih normal untuk dilihat.
Bersyukurlah.

Pernah berjalan di kampung kumuh atau di bawah kolong flyover?
Pemandangannya pasti lebih detail. Malah terkadang miris.
Banyak bapak-bapak yang kulitnya hitam tak terawat hanya karena kelewat keras dalam bekerja, bukan pekerjaan yang nyaman pastinya.
Ada ibu-ibu rumah tangga yang diam di rumah, tapi tetap tidak sempat merawat diri, bukan karena tak punya waktu, tapi justru karena tak punya cukup uang untuk membeli sampo saja.
Sementara anak-anak meraka perutnya buncit karena gizi yang ada didalam tubuhnya sangat buruk.
Mereka sehat, mereka tetap makan meskipun sederhana dan mereka terkadang tertawa.
Itu pun masih harus disyukuri.

Bagaimana kalau berjalan-jalan di sekolah berkebutuhan khusus?
Pernah?
Iya, betul. Kalian pasti akan menemui anak-anak berkebutuhan khusus yang hidupnya serba harus diurus oleh orang tua mereka.
Mereka hidup dengan bantuan orang lain, tidak cukup mampu untuk mandiri, sulit berpikir normal atau bertindak seperti orang normal.
Tetapi tidak ada yang perlu dirisaukan, terkadang mereka masih punya keluarga yang baik dan menyayangi mereka dengan hati yang tinggi.
Mereka dan keluarganya orang-orang terpilih yang diuji oleh Tuhan dengan kasih. Mereka pun bersyukur.

Kalau berjalan dipasar tradisional bagaimana?
Pernah kalian melihat pengemis yang duduk meminta-minta dengan kaki yang tidak lengkap atau dengan kata lain (maaf) cacat?
Atau peminta-minta yang buta matanya?
Pernah kah kalian berpikir, mereka pun selayaknya harus bersyukur, ada nafas yang masih diberikan Tuhan untuk mereka agar dapat terus digunakan sembari berpikir bagaimana dapat mengumpulkan kebaikan di dunia?
Tentu, karena ada surga yang manis yang sudah disiapkan Tuhan.
Lalu, pandang diri kalian sekarang juga. Apakah ada yang kurang dalam diri kalian yang tidak diberikan oleh Tuhan?
Maka Nikmat Tuhan mana yang dapat kau dustakan?

Ketika diuji, ada saatnya memang kita akan bersedih. Namun, ada pula saatnya kita harus berpikir bahwa masih banyak orang yang lebih kesulitan dari diri kita.
Hukum di dunia pun berlaku, selama kita jadi orang yang baik, maka akan banyak perlakuan baik pula yang kita peroleh.
Berbuat kurang baik di dunia hanya akan membuat orang lain merasa dizhalimi dan mengucapkan doa yang buruk untuk kita.
Berdoa, bersyukur dan bersabar mungkin akan jadi kuncinya.
Tulisan seperti ini mungkin akan jadi pengingat tersendiri untuk saya pribadi.
Iseng-iseng sembari bersyukur masih bernafas, berpikir, dan mendapat nikmat luar biasa oleh Tuhan.
Alhamdulillah.

Semoga barakah selalu tercurah bagi orang-orang terkasih, Amin yra.