Udah lama sekali rasanya ga nulis. Setelah tahun 2012 absen,
semalam baru keinginan menulisnya muncul lagi. Tepatnya waktu mendadak dapat
semangat dari Ustad yang lagi ceramah di mimbar masjid dalam pelaksanaan sholat
taraweh. Alhamdulillah. Gimana ga alhamdulillah, setelah lamanya jatuh dalam
lubang kebimbangan. Sekalinya ingin bermuhasabah, langsung dikasih deh jalan
oleh Allah untuk denganNya lagi, lagi dan lagi. Yaedeeeeh...Hehe. Sebelum mulai, pemberitahuan untuk kali
ini tulisannya menggunakan bahasa yang cukup santai aja kali ya.
Alhamdulillah
banget, ini sudah malam dimana ramadhan sudah berjalan setengahnya di tahun
2013. Ramadhan tahun ini tepat dimulai beberapa hari setelah tanggal
kelahiranku berulang untuk yang ke-24 kali. Ya bersyukur Tuhan berikan nikmat
bernafas lagi tahun ini. Nikmat yang berkali-kali tak pernah berhenti.
Sesungguhnya nikmat mana lagi yang mampu kami dustakan Ya Gaffar...
Memang
pas banget, Tuhan itu selalu menjaga iman ciptaannya yang satu ini (baca: saya)
ga pernah jauh, mudah-mudahan ya. Hehe. Soalnya pasti ada saja masa dimana
Tuhan bakal panggil saya lagi untuk mengingatNya kalau sudah mulai jauh,
menjauh dan makin jauh. Meskipun itu lewat kesedihan, ya ga apa-apa lah.
Mungkin memang dengan bersedih saya bisa sedikit lega bisa serius bermesraan
denganNya. Amin. Dan semoga kesedihan itu masih berupa cobaan yang diberikan
atas dasar masih mampu saya selesaikan. Amin lagi deh.
Beberapa
malam ini sedihnya masih sama, ingatannya masih dalam urusan kemantapan hati
tentang masa depan, jodoh, dan perjuangan saat usia sudah jadi 24.
Ceileee...jadi serius amat. Saat itu lah
jadi rajin mendekatkan diri lewat sholat dan baca Alqur’an. Terus berhubung
lagi ramadhan, ditambahkan deh sama sholat taraweh. Dimana tarawehnya tahun ini
lagi-lagi dimasjid lingkungan baru. Namanya masjid Al Amaliyah. Daerahnya
didekat kostan saya yang baru. Walaupun gerimis, insyallah masih rajin. Ya
meskipun sholatnya masih sering ngantuk karena cuaca yang oke banget buat tidur.
Ditambah pula masih kebiasaan seringkali melamun dalam bacaan. Hihi.
Disela-sela
pelaksanaan taraweh ada seorang Ustad yang di tugaskan untuk memberikan ceramah. Gaya
ustadnya lucu. Sehubungan malam itu dekat dengan hari turunnya Alqur’an,
jadilah Sang Ustad berceramah mengenai
segala kebaikan dalam membaca Alqur’an.
Beberapa kali Si Ustad melucu dengan gayanya sendiri. Salah satunya
ustad menceritakan kejadian lucu mendengar nenek-nenek mengaji, namun bacaan
Qur’annya terdengar aneh. Banyak perubahan ucapan dari dho menjadi shod, la
menjadi na, dll. “Nah, itu ga lain karena banyak angin yang langsung lewat
tanpa bisa dikendalikan akibat giginya Si Nenek yang udah ompong.” Candanya.
Saya langsung menangkap maksud dan isi dari cerita tsb. Terkadang memang usia
yang masih muda ini justru kalah semangat dalam mengaji, padahal sejatinya raga
dan jiwa masih jauh lebih kuat. Memang perlu adanya rasa bersyukur akan nikmat sehat
dan tidak kekurangan apapun untuk bisa menjadi lebih tau pentingnya belajar
beragama.
Kemajuan
teknologi yang membawa perubahan dalam hidup masyarakat modern ini juga
seharusnya mempermudah kita untuk tidak melupakan belajar akhlak yang sudah
disebarkan oleh Rasulullah. Misalkan saja mengaji ayat-ayat suci, tentunya
sudah sangat mudah dengan menggunakan aplikasi atau akses internet yang bahkan
dapat kita peroleh hanya melalui smartphone,
Ipad maupun komputer yang selalu kita gunakan. Semua lebih simpel dan
canggih. Untuk belajar seharusnya memang tidak ada kata terlambat. Untuk
belajar memang pula tidak boleh ada kata lelah. Rasulullah pun berpesan untuk
selalu mengajar ilmu dan pengetahuan hingga ajal kita tiba.
Diakhir ceramah yang diberikannya, Ustad tsb mampu membuat saya
senang. Weleh... “Rasulullah berpesan, maka untuk sebuah rahmatan hiasilah
rumah tanggamu dengan mengaji dan sholat berjamaah.” Tutup Ustad. Saya bisa
menangkapnya. Ya beragama yang dimulai dari rumah. Semoga terpatri dalam diri.
Tuhan hanya memberikan surga dan neraka sebagai pilihan, maka berjuanglah.
Cerita 15 Ramadhannya sepertinya cukup dulu. Meskipun sedikit, semoga ada saja manfaatnya, setidaknya ya untuk diri sendiri. Hehe... Mudah-mudahan
masih akan ada semangat lain untuk menulis. Amin.
Fighting!